KERATOKONYUNGTIVITIS ATOPIK
Etiologi
Penyebab keratokonyungtivitis atopik adalah alergen lingkungan seperti debu rumah, tungau debu rumah, serpihan binatang piaraan, dan makanan.
Patogenesis
Pada penyakit ini terdapat IgE pada sel mast di subepitel. Asosiasi antigen dan IgE akan merangsang degranulasi sel mast mengeluarkan amin vasoaktif. Kelainan sel sering diikuti penyakit atopik lain seperti asma, rinitis alergik, atau dermatitis atopik dibandingkan dengan individu normal.
Diagnosis
Pada sediaan apus sekret mata terdapat banyak eosinofil. Tes kulit dapat membantu mencari alergen yang sering berpengaruh pada penyakit ini seperti debu rumah, tungau debu rumah, epitel binatang piaraan, dan makanan.
Manifestasi klinis
Penyakit ini adalah menahun dan mengenai kedua belah mata dengan rasa sakit dan rasa seperti terbakar yang hebat. Pada penyakit yang berat tampak serat benang mukopurulen di konyungtiva. Kelopak mata menebal dengan indurasi dan likenifikasi, kadangkala terdapat perlengketan jaringan parut antara bola mata dengan kelopak mata. Sering diikuti infeksi dengan kuman stafilokokus dengan gambaran hiperemi dan keropeng pada kelopak mata.
Palpebra inferior dan konyungtiva yang sering terkena akan memberikan tanda konyungtivitis papilaris menahun. Konyungtiva limbus menebal dengan penimbunan gelatin, kemudian dapat terjadi perubahan kornea yang berat dengan jaringan parut superfisial, vaskularisasi epitel berulang, dan akhirnya perforasi kornea. Kelainan ini lebih sering diderita anak laki-laki usia usia pubertas dan akan membaik pada usia sekitar 50 tahun.
Pengobatan
Penghindaran alergen dan memberikan lingkungan yang sejuk merupakan tindakan awal yang perlu dilakukan. Pengobatan dengan tetes mata natrium kromolin 4% dikombinasi dengan antihistamin topikal dan kortikosteroid untuk mengurangi rasa sakit, tetapi harus hati-hati bila sudah terjadi ulkus kornea.
( sumber : https://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/08/31/penyakit-alergi-pada-mata )